Jumat, 09 November 2012

Kepercayaan Spiritisme

Untuk memahami dengan jelas arti dari “spiritisme” kamus Webster memberi penjelasan sebagai berikut: spiritisme berasal dari kata spiritualisme: the belief that the dead can communicate with the living (satu kepercayaan bahwa orang-orang yang sudah mati dapat berkomunikasi dengan orang-orang yang masih hidup). Bahwa dunia orang-orang yang sudah mati ada dalam keadaan roh, dan roh-roh orang mati itu tidak mati, itusebabnya mereka itu dapat mengadakan hubungan, kegiatan dan nasihat serta petunjuk-petunjuk kepada manusia yang masih hidup. Itulah kepercaya`n orang-orang yang disebut: “Spiritisme”. Kalau kita mempelajari keberadaan kepercayaan ini, maka sejak zaman dahulu kepercayaan itu sudah ada. Pada zaman nabi Musa sudah dituliskan larangan untuk mengadakan hubungan dengan roh-roh yang sudah mati. Alkitab buku Ulangan 18:10, 11; “Diantaramu janganlah didapati seorang pun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api atau pun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, seorang pemantera atau pun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati.” Oleh karena adanya praktek memohon petunjuk kepada arwah-arwah dan roh-roh orang yang sudah mati, maka dikeluarkanlah larangan yang keras untuk praktek seperti itu dan hukuman yang paling berat dijatuhi kepada orang yang melakukan praktek seperti itu sebagaimana disebut dalam Alkitab buku Imamat 20:27 – “Apabilaseorang laki-laki atau perempuan dirasuk arwah atau roh peramal, pastilah mereka dihukum mati, yakni mereka harus dilontari dengan batu dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri.” Hal yang sedemikian itu perlu kita pelajari dengan cermat mengapa dan apa serta bagaimana hal itu bisa terjadi dan apa yang sedang dan akan terjadi tentang praktek seperti itu. Kalau kita menyelidiki bagaimana gereja-gereja atau kepercayaan yang dianut oleh umat manusia tentang keberadaan roh-roh yang sudah mati itu maka kita dapati pada umumnya manusia mempercayai bahwa arwah orang yang sudah mati itu tidaklah mati, melainkan dapat memberi petunjuk-petunjuk kepada manusia yang masih hidup. Tradisi mengenai orang mati di berbagai bangsa Pada waktu orang Indian mati, di sebelah mayatnya ditaruh anak panah dan bejana tanah liat. Di mulut mayat orang Yunani biasanya ditaruh uang perak untuk membayar ongkos perjalanan kepada Charon. Di dekat mayat orang Mesir biasanya ditaruh “Buku Kematian”, suatu gulungan papyrus berisi doa yang ia persembahkan dan sebuah peta perjalanannya menuju dunia yang tidak kelihatan. Orang-orang Galia tidak ragu-ragu meminjamkan uang kepada orang yang hampir mati, karena yakin bahwa hutang orang tersebut akan dilunasi dalam kubur. Orang Laplander menguburkan batu api dan kawul untuk memberikan perlengkapan terang bagi perjalanan yang gelap di dunia orang mati. Orang Normandia menguburkan kuda dan pakaian perang dalam makam pahlawan yang mati. Orang-orang China membakar rumah-rumahan dari kertas, uang kertas dan mobil sedan mainan untuk orang mati sebagai perlengkapan kehidupan didalam alam maut. Orang Greenland menguburkan bersama orang mati seekor anak anjing untuk membimbing dia dalam perjalanan didunia orang mati. Dalam kenyataankebudayaan bangsa-bangsa ini, dapat diketahui bahwa pada dasarnya manusia yakin bahwa ada kehidupan di seberang kematian, maka mereka mempersiapkan perlengkapan untuk perjalanan menuju dunia,seberang kubur….1) 1) ”Satanisme dalam Pelayanan Pastoral,” Pdt. Sukahar BTh, Gandum Mas, Malang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar